Selamat Datang di blog PHYSICS ini ! . Suatu kehormatan bagi Saya atas kunjungan anda ini. Saya sangat berharap kunjungan berikutnya.

Percobaan Konduktivitas Listrik dengan Metode Four Point Probe


 Analisis Sifat Listrik pada Bahan CaCO3 dan Arang
Tri Oktafiana,  Nofyantika Wulandhari, Ayu Ningsih, Riska Ainun Nisa
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail:
oktafiana12@mhs.physics.its.ac.id


AbstrakTelah dilakukan percobaan dengan judul analisis sifat listrik pada bahan CaCO3 dan arang.  Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat listrik material, dan menentukan nilai konduktivitas serta resistivitas material. Percobaan ini menggunakan dua jenis material yang akan diuji, yaitu CaCO3 (kapur tulis) dan Arang. Metode yang digunakan yaitu four point probe yang dihubungkan dengan amperemeter dan voltmeter. Dari data yang didapatkan, diperoleh kesimpulan bahwa sifat listrik bahan berbeda-beda, ditinjau dari nilai resistivitasnya. Besarnya resistivitas pada bahan CaCO3 rata – ratanya adalah 0,7665 Ωm  dan nilai konduktivitasnya rata – ratanya adalah 2,4941 /Ωm. Sedangkan untuk bahan arang, nilai ressitivitas rata – ratanya adalah 1,8986 Ωm dan nilai konduktivitas rata – ratanya adalah 0,7236 / Ωm. Semakin kecil nilai resistivitas maka kemampuan untuk menghantarkan listrik semakin besar. Maka bahan CaCO3 lebih isolator dari pada arang.

Kata Kunci—Arang, CaCO3, konduktivitas, resistivitas


I.     PENDAHULUAN

Pada dasarnya, setiap material terdiri dari atom-atom penyusun yang memilki elektron-elektron. Adanya  pergerakan electron tersebut memicu terjadinnya efek kelistrikan. Efek kelistrikan inilah yang menentukan konduktivitas dan resistivitas suatu bahan. Kedua sifat ini dapat diketahui melalui perhitungan. Oleh sebab itu praktikum ini dilakukan untuk menentukan besarnya nilai resistivitas suatu material, sehingga nantinya dapat diketahui jenis material tersebut.
Hambatan atau Resistansi adalah kemampuan suatu benda untuk menahan aliran arus listrik. Dalam suatu sirkuit, arus listrik dari power supply tidak sepenuhnya dapat digunakan secara bebas. Terkadang arus lisrik tersebut harus dhambat untuk memperoleh efek tertentu pada sirkuit. Dalam suatu hambatan atom-atomnya akan berumbukan dengan elektron-elektron sehingga laju dan kecepatan elektron menjadi berkurang.[2]
Pada tahun 1826, seorang ilmuwan bernama Jerman Georg Simon Ohm menemukan hubungan antara kerapatan arus dan medan listrik terhadap besarnya resistivitas suatu material. Kerapatan arus (J) dalam sebuah konduktor bergantung pada medan listrik (E) pada sifat2 material itu. Kerapatan arus berbanding langsung dengan E, dan rasio besarnya E dan J adalah konstan. Resistivitas (rho) didefinisikan sebagai rasio dari besarnya medan listrik dan kerapatan arus.[2]


dengan :  = resistivitas (Ωm)
                  A= luas permukaan bahan(m2)
                  L= panjang (m)

Semakin besar resistivitas, semakin besar pula medan yang diperlukan untuk menyebabkan sebuah kerapatan arus yang diberikan atau semakin kecil kerapatan arus yang disebabkan oleh sebuah medan yang diberikan.[2]
Kebalikan dari resistivitas adalah konduktivitas. Konduktor listrik yang baik adalah yang mempunyai konduktivitas lebih besar daripada isolator. Konduktivitas adalah analogi listrik langsung dari konduktivitas termal. Konduktor listrik yang baik seperti logam biasanya juga merupakan konduktor kalor yang baik. Konduktor listrik yang buruk seperti keramik dan material plastik merupakan konduktor termal yang buruk.[4]

………………………………(2)

Dalam sebuah logam, elektron bebas yang membawa muatan dalam konduksi listrik juga menyediakan mekanisme utama untuk konduksi kalor. Karena perbedaan
yang sangat besar di antara resistivitas konduktor listrik dan isolator listrik, maka akan mudah membatasi arus listrik ke lintasan yang didefinisikan dengan jelas. Perubahan konduktivitas termal jauh lebih kecil, dan biasanya tidak mungkin untuk membatasi arus kalor ke jangkauan tersebut.[3]
Logam merupakan unsur kimia yang memiliki sifat kuat, keras, mampu menghantaran panas dan listrik. Berbeda dengan jenis material yang lain, metal memiliki konduktivitas listrik dan konduktivivats thermal yang tinggi. Dalam upaya memahami mekanisme konduktivitas listrik Drude dan Lorentz mengembangkan teori yang secara quantitatif menerangkan tentang konduktivitas metal. Pada teori ini elektron dalam metal dianggap sebagai partikel elektron yang dapat bergerak bebas dalam potensial internal
kristal yang konstan. Dinding potensial hanya terdapat pada batas permukaan metal, yang mencegah elektron untuk meninggalkan metal. Hal ini berarti energi elektron dalam metal haruslah lebih rendah dari dinding potensial di permukaan metal. Perbedaan energi ini merupakan fungsi kerja, sebagaimana dibahas dalam peristiwa photo listrik. Elektron bebas (elektron valensi) dalam metal dianggap berada pada tingkat tingkat energi yang berubah secara kontinyu (tidak diskrit).  Gerakan elektron hanya terhambat oleh benturan dengan ion metal, sementara interaksi antar elektron tidak dipersoalkan. Elektron bebas seperti ini berperilaku seperti gas ideal yang mengikuti prinsip ekuipartisi Maxwell Boltzmann.[3]

Berdasarkan sifat umum logam dapat disimpulkan bahwa ikatan logam ternyata bukan merupakan ikatan ion maupun ikatan kovalen. Ikatan logam didefinisikan berdasarkan model awan elektron atau lautan elektron yang didefinisikan oleh Drude pada tahun 1900 dan disempunakan oleh Lorents pada tahun 1923. Berdasarkan teori ini, logam di anggap terdiri dari ion-ion logam berupa bola-bola keras yang tersusun secara teratur, berulang dan disekitar ion-ion logam terdapat awan atau lautan elektron yang dibentuk dari elektron valensi dari logam terkait. Awan elektron yang terbentuk berasal dari semua atom-atom logam yang ada. Hal ini disebabkan oleh tumpang tindih (ovelap) orbital valensi dari atom-atom logam (orbital valensi = orbital elektron valensi berada). Akibatnya elektron-elektron yang ada pada orbitalnya dapat berpindah ke orbital valensi atom tetangganya. Karena hal inilah elektron-elektron valensi akan terdelokaslisasi pada semua atom yang terdapat pada logam membentuk awan atau lautan elektron yang bersifat mobil atau dapat bergerak. Dari teori awan atau lautan elektron ikatan logam didefinisikan sebagai gaya tarik antara muatan positif dari ion-ion logam (kation logam) dengan muatan negatif yang terbentuk dari elektron-elektron valensi dari atom-atom logam. Jadi logam yang memiliki elektron valensi lebih banyak akan menghasilkan kation dengan muatan positif yang lebih besar dan awan elektron dengan jumlah elektron yang lebih banyak atau lebih rapat. Hal ini menyebabkan logam memiliki ikatan yang lebih kuat dibanding logam yang tersusun dari atom-atom logam dengan jumlah elektron valensi lebih sedikit.[1]

II.     METODE

Pada percobaan sifat listrik ini digunakan beberapa alat dan bahan, yaitu power supply sebagai sumber tegangan, dua buah AVO meter yang berfungsi sebagai amperemeter dan voltmeter, kabel penghubung untuk menghubungkan alat satu dengan yang lainya, penggaris untuk mengukur tebal CaCO3 dan arang, tiga buah gelas beker sebagai tempat larutan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda – beda, pengaduk larutan untuk mengaduk larutan NaCl serta untuk mengambil CaCO3 dan arang dari gelas beker, aquades sebagai pelarut NaCl, serta tiga batang CaCO3 (kapur tulis) dan arang sebagai objek yang akan diamati sifat listriknya.
Gambar 1. Skema kerja percobaan sifat listrik

Langkah pertama adalah menyiapkan dan merangkai peralatan yang akan digunakan seperti pada gambar 1. Kemudian batang CaCO3 dan arang dipotong hingga memiliki ketebalan 0,1 cm karena tebal bahan ini harus lebih kecil dibandingkan jarang antar probe yaitu 0,2 cm. Masing – masing  bahan dibuat menjadi tiga potong karena akan diuji dengan larutan NaCl dengan tiga variasi molar. Setelah itu, dibuat larutan NaCl dengan molar 1 M, 2M, dan 3 M. Kemudian nyalakan power supply dan atur tegangan input sebesar 4 volt. Lalu bahan CaCO3  yang telah dipotong sebelumnya diukur tegangan dan arus inputnya dengan cara menancapkan probe pada potongan CaCO3. Keempat kaki probe ini harus mengenai dan tegak lurus pada potongan CaCO3 agar nilai arus dan tegangan output bisa terbaca. Kemudian masukkan potongan CaCO3 ini ke larutan NaCl 1 M dan diamkan selama 15 menit. Setelah itu angkat potongan CaCO3 dan ukur arus dan tegangan output seperti cara sebelumnya. Lakukan langkah yang sama dengan variasi  tegangan input 8 dan 12 volt. Kemudian ambil potongan CaCO3 yang lain dan masukkan kelarutan NaCl 2 M dan 3M. Diilakukan langkah yang sama pada bahan arang.

     Untuk mempermudah langkah kerja, dibuatlah diagram alir seperti gambar 2.

Gambar 2. Diagram alir percobaan sifat listrik.

III.     ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A.     Analisi data

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data seperti yang ada pada tabel  di bawah ini.
Tabel 1. Data percobaan sifat listrik pada bahan CaCO3.
No
Molar
Vin (V)
Sebelum direndam
setelah
direndam
Vout (V)
Iout (A)
Vout (V)
Iout
(A)
1
1
4
0,015
0
0,02
0,00029
2
0,013
0
0,016
0,0003
3
0,013
0
0,022
0,00056
4
0,015
0
0,018
0,00042
5
0,015
0
0,037
0,00027
6
8
0,028
0
0,111
0,0011
7
0,02
0
0,152
0,00047
8
0,026
0
0,189
0,0006
9
0,027
0
0,107
0,00051
10
0,028
0
0,104
0,00051
11
12
0,034
0
0,251
0,00078
12
0,046
0
0,218
0,00079
13
0,056
0
0,222
0,00071
14
0,035
0
0,36
0,00073
15
0,046
0
0,101
0,00088
16
2
4
0,015
0
0,039
0,00056
17
0,013
0
0,031
0,00049
18
0,013
0
0,029
0,00049
19
0,015
0
0,028
0,00053
20
0,015
0
0,026
0,00054
21
8
0,028
0
0,04
0,00083
22
0,02
0
0,043
0,00069
23
0,026
0
0,05
0,00083
24
0,027
0
0,03
0,00069
25
0,028
0
0,043
0,00067
26
12
0,034
0
0,034
0,00084
27
0,046
0
0,043
0,00074
28
0,056
0
0,045
0,00088
29
0,035
0
0,045
0,00096
30
0,046
0
0,048
0,00092
31
3
4
0,015
0
0,034
0,00053
32
0,013
0
0,041
0,00058
33
0,013
0
0,068
0,00066
34
0,015
0
0,071
0,00055
35
0,015
0
0,087
0,00056
36
8
0,028
0
0,153
0,0008
37
0,02
0
0,154
0,00093
38
0,026
0
0,152
0,0008
39
0,027
0
0,141
0,00065
40
0,028
0
0,141
0,00084
41
12
0,034
0
0,572
0,00104
42
0,046
0
0,472
0,00097
43
0,056
0
0,438
0,00095
44
0,035
0
0,306
0,00097
45
0,046
0
0,504
0,00098

Tabel 2. Data percobaan sifat listrik pada bahan arang.
No
Molar
Vin (V)
Sebelum direndam
setelah
 direndam
Vout (V)
Iout (A)
Vout (V)
Iout
(A)
1
1
4
0,048
0
0,019
0,00004
2
0,046
0
0,022
0,00003
3
0,058
0
0,018
0,00004
4
0,045
0
0,022
0,00007
5
0,044
0
0,023
0,00005
6
8
0,057
0
0,045
0,00004
7
0,066
0
0,045
0,00007
8
0,067
0
0,053
0,00007
9
0,056
0
0,052
0,00016
10
0,071
0
0,048
0,00011
11
12
0,09
0
0,088
0,00015
12
0,082
0
0,085
0,00013
13
0,078
0
0,09
0,00013
14
0,088
0
0,087
0,00019
15
0,088
0
0,085
0,00019
16
2
4
0,048
0
0,025
0,00009
17
0,046
0
0,022
0,00007
18
0,058
0
0,043
0,000081
19
0,045
0
0,028
0,00006
20
0,044
0
0,035
0,00011
21
8
0,057
0
0,083
0,00015
22
0,066
0
0,076
0,00012
23
0,067
0
0,068
0,000099
24
0,056
0
0,059
0,000098
25
0,071
0
0,095
0,00011
26
12
0,09
0
0,099
0,000265
27
0,082
0
0,101
0,00023
28
0,078
0
0,098
0,000203
29
0,088
0
0,089
0,000255
30
0,088
0
0,095
0,000251
31
3
4
0,048
0
0,035
0,000358
32
0,046
0
0,034
0,000279
33
0,058
0
0,039
0,000295
34
0,045
0
0,034
0,000275
35
0,044
0
0,039
0,000198
36
8
0,057
0
0,095
0,000476
37
0,066
0
0,079
0,000566
38
0,067
0
0,088
0,000408
39
0,056
0
0,088
0,000449
40
0,071
0
0,09
0,000339
41
12
0,09
0
0,158
0,000585
42
0,082
0
0,168
0,000696
43
0,078
0
0,157
0,000789
44
0,088
0
0,196
0,000679
45
0,088
0
0,155
0,000449

B.     Perhitungan

    Dari data yang telah didapatkan, dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Diketahui :  Vout = 0,02 V
                       Iout =  0,00029 A
   Ketebalan bahan (t) = 0,001 m
Ditanya : ρ dan σ ?
Jawab :
Resistivitas :
 


Konduktivitas :


      Dengan menggunakan cara yang sama, didapatkan data resistivitas dan konduktivitas rata – rata sebagai berikut.


Tabel 3. Data hasil perhitungan nilai resistivitas dan konduktitas rata – rata pada bahan CaCO3.
No
Molar
Vin (V)
ρ (Ωm)
σ (1/ Ωm)
1
1
4
0,3094
3,9441
2
8
1,0447
1,1411
3
12
1,3756
0,9126
4
2
4
0,2655
3,8304
5
8
0,2522
4,0608
6
12
0,2254
4,5020
7
3
4
0,4732
2,3675
8
8
0,8441
1,1964
9
12
2,1087
0,4926

Tabel 4. Data hasil perhitungan nilai resistivitas dan konduktitas rata – rata pada bahan arang.
No
Molar
Vin (V)
ρ (Ωm)
σ (1/ Ωm)
1
1
4
2,2040
0,4877
2
8
2,9775
0,4033
3
12
2,5713
0,4017
4
2
4
1,7285
0,6159
5
8
3,0254
0,3382
6
12
1,8328
0,5533
7
3
4
0,6092
1,7291
8
8
0,9208
1,1338
9
12
1,2180
0,8491

C.     Grafik

     Dari data yang didapatkan, dapat dibuat grafik hubungan antara tegangan input dan arus output setelah bahan direndam sebagai berikut.
Gambar 3. Grafik hubungan V input dan I output pada bahan CaCO3
Gambar 4. Grafik hubungan V input dan I output pada bahan arang

D.     Pembahasan

Percobaan dengan judul analisis sifat listrik pada bahan CaCO3 dan arang ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sifat listrik material, dan menentukan nilai konduktivitas serta resistivitas material. Nilai resistivitas bahan adalah perbandingan antara besar medan listrik dan  kerapatan arus yang mengalir. Sedangkan nilai konduktivitas berbanding terbalik dengan nilai resistivitas.  Percobaan ini menggunakan dua jenis material yang akan diuji, yaitu CaCO3 (kapur tulis) dan Arang. Dari data yang didapatkan, diketahui bahwa nilai arus output sebelum bahan direndam dengan larutan NaCl adalah nol. Hal ini bukan karena tidak ada arus yang mengalir, akan tetapi arus yang mengalir sangat kecil sehingga tidak terbaca oleh amperemeter yang berskala mili ampere. Pada data juga diketahui bahwa nilai tegangan output dan arus output semakin bertambah dengan bertambahnya tegangan input dan molaritas larutan NaCl. Semakin tinggi konsentrasi larutan, maka akan semakin besar nilai tegangan dan arus output setelah direndam. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa nilai resistivitas yang didapatkan pada saat digunakan bahan CaCO3 dengan larutan 2 M lebih kecil dari pada saat digunakan larutan 3 M. Hal ini karena pada saat percobaan terjadi kesalahan dan harus mengulang untuk CaCO3 yang direndam pada 2 M . Karena menurut teori, semakin besar molaritas larutan NaCl yang digunakan maka nilai konduktivitas material yang dicelupkan akan semakin besar dan resistivitasnya semakin kecil. hal ini dikarenakan arus listrik dilewatkan melalui ion-ion larutan yang terserap oleh material CaCO3 ataupun arang. 
Percobaan sifat listrik ini menggunakan metode four point probe atau probe empat titik. Empat titik ini adalah empat kaki tang harus menempel dan tegak lurus ke bahan yang akan diuji. Agar voltmeter dapat terbaca, maka disambungkan dengan titik probe ke 2 dan 3. Sementara titik 1 dan 4 disambungkan dengan amperemeter dan juga power supply. Pada grafik, diketahui hubungan antara V input dan I output adalah sebanding . karena semakin besar tegangan input yang diberikan, maka juga akan semakin besar arus inputnya. Semakin besar arus input, maka arus uotputnya pun akan semakin sesar. Diperoleh kesimpulan bahwa sifat listrik bahan berbeda-beda, ditinjau dari nilai resistivitasnya. Besarnya resistivitas pada bahan CaCO3 rata – ratanya adalah 0,7665 Ωm  dan nilai konduktivitasnya rata – ratanya adalah 2,4941 /Ωm. Sedangkan untuk bahan arang, nilai ressitivitas rata – ratanya adalah 1,8986 Ωm dan nilai konduktivitas rata – ratanya adalah 0,7236 / Ωm. Semakin kecil nilai resistivitas maka kemampuan untuk menghantarkan listrik semakin besar. Maka bahan CaCO3 lebih isolator dari pada arang.

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa sifat listrik bahan berbeda-beda, ditinjau dari nilai resistivitasnya. Besarnya resistivitas pada bahan CaCO3 adalah 0,7665 Ωm  dan nilai konduktivitasnya adalah 2,4941 /Ωm. Sedangkan untuk bahan arang, nilai ressitivitas rata – ratanya adalah 1,8986 Ωm dan nilai konduktivitas rata – ratanya adalah 0,7236 / Ωm. Semakin kecil nilai resistivitas maka kemampuan untuk menghantarkan listrik semakin besar. Maka bahan CaCO3 lebih isolator dari pada arang.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten yang telah membantu dalam praktikum ini, Nofyantika Wulandhari, Ayu Ningsih, dan Riska Ainun Nisa yang telah membimbing kami selama praktikum berlangsung dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekelompok praktikum atas kerjasama dalam melakukan praktikum.









1 komentar:

  1. kenapa metode fpp harus menggunakan larutan nacl?

Posting Komentar