Selamat Datang di blog PHYSICS ini ! . Suatu kehormatan bagi Saya atas kunjungan anda ini. Saya sangat berharap kunjungan berikutnya.

Fisika Modern " Daya emisi foton"




Kata Kunci— Daya Emisi Foton, Laser, Photodioda.

 

I.                   PENDAHULUAN

D
iera global seperti sekarang ini, peralatan yang dibuat oleh para ahli sudah semakin canggih. Misalnya saja pada bidang kesehatan, digunakan sinar laser untuk pematrian titik pada retina yang sobek. Bahkan untuk yang lebih kompleks adalah hologram 2D dan 3D. semua peralatan tersebut berdasarkan konsep foton dan pancaran cahaya. Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation (LASER) adalah sebuah alat yang menggunakan efek mekanika kuantum. Pancaran terstimulasi untuk menghasilkan sebuah cahaya yang koherens dari medium yang dikontrol kemurnian, ukuran, dan bentuknya.[3].
            Cahaya bukanlah partikel saja atau gelombang saja, melainkan partikel dan juga gelombang. Akan ttetapi cahaya hanya memperlihatkan salah satu aspeknya tergantung pada macam percobaan yang kita lakukan. Intensitas cahaya merupakan energi pper satuan waktu dan sebanding dengan kuadrat amplitude gelombang. Warna cahaya berhubungan dengan panjang gelombang atau frekuensi cahaya tersebut.[5].
            Sebuah prisma memisahkan cahaya putih menjadi pelangi yang warna warni. Cahaya putih merupakan campuran dari sebuah panjang gelombang yang tampak, dan ketika jatuh pada prisma, panjang gelombang yang berbeda tersebut dibelokkan dengan derajad yang berbeda – beda. Karena indeks bias lebih besar untuk panjang gelombang yang lebih pendek, cahaya ungu dibelokkan paling jauh dan cahaya merah paling sedikit. Penyebaran cahaya putih menjadi spektrum lengkap ini disebut dispersi.[2].
            Laser berhasil diciptakan pertama kali oleh T.H. Mainan pada tahun 1960. Laser menggunakan kristal rubi. Kristal rubi tesusun dari sejumlah besar alumunian oksida, sejumlah atom alumunium diganti dengan atom kromium sekitar 42% dalam kristal Mainan. Rubi tersebut dimasukkan kedalam sebuah batangan dengan diameter 0,5 cm dan panjang 4 cm. ujung batang tersebut dilapisi dengan sempurna dengan menggunakan lempengan perak dengan ujung yang satu lagi dilengkapi dengan cermin pemantul secara keseluruhan, dan ujung yang satu lagi dilengkapi dengan cermin pemisah. Batangan tersebut diletakkan dibagian dalam sebuah tabung cahaya elektronik yang digulung, kemudian disambungkan dengan sebuah kapasitor besar disuplai dengan tegangan cadangan. Ketika tebaga cadangan itu diaktifkan maka kapasitor itu mengeluarkan muatan untuk menciptakan tegangan. Kemudian pembidik ditekan sehingga tabung cahaya menyala, dan mengeluarkan fluk cahaya yang kuat dalam jangka waktu yang sangat singkat. Peristiwa ini disebut dengan pemompaan dan getaran cahaya meningkatkan sejumlah besar atom kromium ke satu tingkatan eksitasi. Ketika atom-atom tertentu ditumbuk oleh foton – foton kromium, yang merangsang atom – atom ini untuk memancarkan energi foton – foton dengan panjang gelombang yang sama dan akhirnya memasuki keadaan paling besar.[1].
Prinsip kerja sebuah laser berawal dari atom -atom dari keadaan dasar E1 dipompakan keatas kesebuah keadaan tereksitasi E3 dengan menggunakan suatu mekanisme. Dari E3 atom atom meluruh secara cepat ke sebuah keadaan yang energinya E2 , sedangkan pada tingkat energy E2 membutuhkan waktu sedikit lama untuk meluruh ke tingkat E1, sehingga terjadi inversi populasi dimana pada E2 terdapat energy lebih banyak daripada di E1. Sehingga peluruhan atom atom dari E2 secara kontinu akan memancarkan foton dan itulah sinar laser.[3].
Sinar laser bersifat koheren, rentet gelombang untuk sinar laser dapat mempunyai panjang gelombang barapa ratus kilometer. Panjangnya koherensi yang bersangkutan untuk cahaya dari sebuah lampu pijar tungsten atau dari sebuah tabung lucur gas secara khas sangat kurang dari satu meter. Sinar laser bersifat sangat terarah. Sebuah sinar laser menyimpang dari kesejajaran yang sempurna hanya karena efek – efek difraksi yang ditentukan oleh panjang gelombang dan diameter dari lubang keluar. Sinar laser juga dapat difokuskan secara tajam. Sifat ini berkaitan dengan kesejajaran sinar laser.[3].
Helium – Neon (He-Ne) adalah laser yang paling banyak digunakan untuk inferometri karena murah dan mudah dioperasikan. Panjang gelombang output yang paling umum adalah 0,63 µm dan 0,54 µm.[4].
Tidak ada sumber cahaya, termasuk sinar laser yang mampu secara absolute menghasilak cahaya monokromatis. Untuk menyatakan lebih kualitatif tentang tingkat kekromatisan cahaya, kita tandai penyebaran frekuensi dari suatu garis dengan suatu lebar garis Δv. Monokromatis absolute dimana Δv = 0, merupakan tujuan yang tidak pernah tercapau. Dapat dikatakan bahwa cahaya laser mempunyai tingkat kemonokromatisan yang lebih tinggi.[6].
Photodiode adalah sebuah sambungan semikonduktor p-n yang bekerjanya melibatkan pemancaran dan penyerapan cahaya. Photodiode bekerja berdasarkan asas sebuah electron dalam pita valensi dapat menyerap foton dan bertransisi ke pita konduksi. Karena foton cahaya tampak memiliki energy dalam orde 2 atau 3eV, maka semikonduktor dengan energy celah berorde 1eV cocok untuk transisi seperti itu. Sebaliknya sebuah electron tereksitasi dari pita konduksi dapat turun kembali ke pita valensi dengan memancarkan sebuah foton.[3].
Sewaktu partikel bermuatan bergerak didalam sebuah rangkaian, maka energi potensial listrik dipindahkan dari sebuah sumber ke dalam bentuk energi lain. Kerja yang dilakukan atau tenaga yang dipindahkan dalam sebuah rangkaian listrik atau dalam bagian sebuah rangkaian dinyatakan sebagai berikut
P =VI ...................................(1.1)
Sehingga daya adalah perkalian tegangan dan arus listrik. satuan SI daya adalah watt[2].

II.                METODE

Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan daya emisi foton ini adalah peralatan disiapkan terlebih dahulu.  Yaitu terdiri atas laser He-Ne atau laser pointer sebagai obyek yang akan dihitung besar dayanya, layar kertas karton warna hitam yang berfungsi sebagai layar tempat diletakkannya photodioda, ampermeter sebagai alat pengukur arus pada rangkaian, voltmeter sebagai alat pengukur tegangan pada rangkaian, sensor photodioda sebagai obyek yang menerima cahaya laser sehingga dapat diukur berapa tegangan dan arusnya, power supply sebagai sumber tegangan, dan kabel buaya sebagai penghubung pada rangkaian.
Gambar 2.1. rangkaian alat percobaan daya emisi foton.
Dipastikan bahwa peralatan sudah terangkai seperti gambar 2.1.  Kemudian jarak laser dan layar diatur sesuai jarak yang telah ditentukan. Pada percobaan kali ini digunakan 5 variasi jarak yaitu 6 cm, 7 cm, 8 cm, 9 cm, dan 10 cm. setelah jarak ditentukan, photodioda disambungkan dengan ampermeter untuk mengukur arus terlebih dahulu. Pada percobaan ini, hanya digunakan satu buah multimeter untuk mengukur arus sekaligus tegangan. Rangkaian tidak terlalu rumit karena sebelumnya telah dirangkai seri jika untuk mengukur arus, dan paralel jika akan mengukur tegangan. Pada saat arus yang diukur, maka photodioda dan power supply dirangkai seri. Sedangkan pada saat tegangan yang diukur, maka photodioda dan power supply dirangkai paralel. Setelah dirangkai dengan ampermeter, kemudian power supply dinyalakan dan diukur besar arus sebelum laser dinyalakan.  Setelah itu, laser dinyalakan dan dicatat berapa besar arus yang terbaca pada ampermeter. Begitu pula jika tegangan yang  akan diukur, dicatat pula tegangan pada rangkaian sebelum laser dinyalakan. Kemudian laser dinyalakan dan dicatat besar tegangan yang terbaca pada voltmeter. Percobaan ini dilakukan dengan 5 kali pengulangan setiap variasi jarak. Sehingga akan didapat data berupa arus sebelum, arus sesudah, tegangan sebelum, dan tegangan sesudah. Yang masing – masing didapatkan 25 data.
Flowchart untuk daya emisi foton dapat dilihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Flowchart percobaan daya emisi foton.

III.             ANALISA DATA  DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 2. Data hasil percobaan.
No
Jarak (cm)
Tegangan (Volt)
Arus (Ampere)
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
1
6
0,2474
0,3276
0,00735
0,00911
2
0,2456
0,3101
0,00729
0,00848
3
0,2441
0,3126
0,00731
0,00855
4
0,2502
0,3296
0,00727
0,00839
5
0,2417
0,3061
0,00732
0,00857
6
7
0,244
0,2838
0,00732
0,00837
7
0,2446
0,2812
0,00728
0,00839
8
0,2425
0,2766
0,00727
0,0084
9
0,2422
0,2733
0,00728
0,00836
10
0,2516
0,2735
0,00727
0,00838
11
8
0,2506
0,2624
0,00728
0,00782
12
0,2418
0,2613
0,0073
0,00781
13
0,2412
0,2641
0,00727
0,0078
14
0,2461
0,2634
0,00728
0,00782
15
0,2418
0,2665
0,00729
0,00781
16
9
0,2431
0,2603
0,00727
0,00781
17
0,2422
0,2601
0,00728
0,00778
18
0,2413
0,2603
0,00729
0,00777
19
0,2426
0,2615
0,00728
0,00778
20
0,2421
0,259
0,00721
0,00773
21
10
0,2459
0,25
0,00739
0,00772
22
0,2399
0,2512
0,00735
0,00769
23
0,2401
0,2513
0,00728
0,00766
24
0,2432
0,2456
0,00729
0,00765
25
0,2426
0,2459
0,00732
0,00768
            Dengan menggunakan persamaan (1.1) dapat dihitung nilai daya (P) dengan mencari selisih dari tegangan sebelum dan sesudah laser dinyalakan, serta selisih antara arus sebelum dan sesudah laser dinyalakan. Sehingga didapatkan data sebagai berikut.
Tabel 2. Data hasil perhitungan daya (P).
No
Jarak (cm)
ΔV
(Volt)
ΔI
(Ampere)
P
(µ Watt)
1
6
0,0802
0,00176
141,15
2
0,0645
0,00119
76,76
3
0,0685
0,00124
84,94
4
0,0794
0,00112
88,93
5
0,0644
0,00125
80,50
6
7
0,0398
0,00105
41,79
7
0,0366
0,00111
40,63
8
0,0341
0,00113
38,53
9
0,0311
0,00108
33,59
10
0,0219
0,00111
24,31
11
8
0,0118
0,00054
6,37
12
0,0195
0,00051
9,94
13
0,0229
0,00053
12,14
14
0,0173
0,00054
9,34
15
0,0247
0,00052
12,84
16
9
0,0172
0,00054
9,29
17
0,0179
0,0005
8,95
18
0,019
0,00048
9,12
19
0,0189
0,0005
9,45
20
0,0169
0,00052
8,79
21
10
0,0041
0,00033
1,35
22
0,0113
0,00034
3,84
23
0,0112
0,00038
4,26
24
0,0024
0,00036
0,86
25
0,0033
0,00036
1,19
            Dari perhitungan nilai daya pada tabel 2, dapat dilihat bahwa jarang sangat berpengaruh terhadap besar daya yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1. yang menunjukkan grafik hubungan daya dan jarak antara layar dan laser.
Gambar 3.1. Grafik hubungan antara jarak (s) dan daya (P).
            Data hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 1 bahwa jarak laser-layar berbanding terbalik terhadap tegangan  dan arus yang terukur. Semakin besar jarak layar-laser, akan mengakibatkan nilai tegangan dan arus yang terukur semakin kecil. Pada tabel 1 pula dapat dilihat bahwa ada beberapa penyimpangan yang terjadi pada data pengukuran tegangan dan arus. Penyimpangan atau error ini terjadi dikarenakan beberapa faktor yaitu kesalahan pengukuran oleh praktikan dan karena adanya cahaya lain yang mengenai layar dan terdeteksi oleh photodiode. Seperti yang diketahui bahwa photodiode adalah semikonduktor yang sangat peka terhadap cahaya sehingga sedikit saja cahaya lain masuk maka akan terdeteksi oleh sensor photodiode. Seharusnya percobaan ini dilakukan dengan keadaan tidak ada cahaya lain yang masuk ke layar dan sensor photodiode selain sinar yang akan diamati, dalam percobaan ini digunakan sinar laser. Karena faktor - faktor tersebutlah yang menyebabkan penyimpangan hasil pengukuran tegangan dan arus.
            Dari gambar 3.1. dapat dilihat grafik hubungan antara daya dan jarak layar –laser. Terlihat bahwa hubungan antara daya dan jarak adalah berbanding terbalik, semakin besar jarak, maka daya akan semakin kecil dan begitu pula sebaliknya. Jika ditinjau secara fisis, hal ini dapat dipengaruhi karena besar intensitas cahaya ketika jarak layar-laser semakin  kecil (dekat) maka intensitas cahaya akan semakin besar. Intensitas cahaya ini akan membuat foton yang menumbuk elektron pada photodiode semakin banyak, sehingga menyebabkan elektron yang mengalir pada rangkaian juga semakin banyak. Ini menyebabkan arus dan tegangan yang terukur juga semakin besar, sehingga daya yang terhitung juga semakin besar.
            Dari hasil perhitungan, diperoleh daya rata-rata untuk setiap variasi jarak layar-laser ( 6, 7, 8, 8, 9, dam 10 cm). Nilai daya rata-rata untuk setiap variasi jarak layar-laser secara berturut-turut yaitu 94,455 ; 35,769 ; 10,128 ; 9,119; dan 2,301 µWatt.

I.V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang daya emisi foton, dapat disimpulkan bahwa  dari hasil perhitungan, diperoleh daya rata-rata untuk setiap variasi jarak layar-laser ( 6, 7, 8, 8, 9, dam 10 cm). Nilai daya rata-rata untuk setiap variasi jarak layar-laser secara berturut-turut yaitu 94,455 ; 35,769 ; 10,128 ; 9,119; dan 2,301 µWatt. Pengaruh jarak laser-layar terhadap daya emisi foton adalah menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik , ketika jarak diperbesar maka daya yang dihasilkan semakin menurun, begitu juga sebaliknya.

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada M. Taufiqi, Dian Agustinawati, Inechia Gevanda,  Philin Yolanda, Rahmania M. selaku asisten praktikum daya emisi foton, rekan – rekan praktikan, dan semua pihak terkait praktikum dalam melakukan percobaan dan penyelesaian laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]     Aman, Mustavan.1985.Cahaya.ITB.Bandung.
[2]     Giancoli, C.Douglas.2001.Fisika.Erlangga.Jakarta.
[3]     Halliday, David dan Robert Resnik.1999.Fisika Modern. Erlangga.Jakarta.
[4]     Hariharan.1900.Optical Interferometry.School of Physics. Australia.
[5]     Krane, Kennent.1992.Fisika Modern.UI Press.Jakarta.
[6]     Loud.B.B.1988.Laser dan Optik Modern. UI Press. Jakarta.









0 komentar:

Posting Komentar