Selamat Datang di blog PHYSICS ini ! . Suatu kehormatan bagi Saya atas kunjungan anda ini. Saya sangat berharap kunjungan berikutnya.

Eldas 1 "Penggunaan Alat Ukur"



Abstrak—Telah dilakukan percobaan tentang penggunaan alat ukur yang bertujuan untuk mempelajari karateristik VOM pada pengukuran tegangan searah, tegangan bolak – balik, dan arus searah, serta menggunakan VOM untuk mengukur hambatan, arus, dan tegangan. Prinsip yang digunakan adalah medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang mengalir pada kawat tembaga yang dililitkan pada inti besi lunak didalam VOM. Medan magnet tersebut membuat timbulnya gaya –gaya Lorentz pada inti besi. Gaya Lorentz ini memiliki arah yang berlawanan dengan jarak tertentu. Sehingga inti besi dapat berputar, akan tetapi perputaran inti besi tersebut dibatasi oleh pegas spiral pada VOM. Hal ini ditujukan agar jarum dapat menunjukkan nilai tertentu dengan batas ukur yang telah ditentukan. Percobaan ini dibagi menjadi 3 bagian sesuai tujuan, yaitu mengukur tegangan searah, tegangan bolak-balik, dan arus searah menggunakan VOM. Pada percobaan pengukuran tegangan searah, digunakan 3 variasi tegangan sumber yaitu 5 V, 9 V, dan 12 V dan digunakan 2 resisitor 20 kΩ dan 33 kΩ. Nilai VAB ukur untuk setiap variasi secara berurutan adalah 2 V, 3,5 V, dan 4,5 V. Sedangkan nilai VBC ukur adalah 3 V, 5 V, dan 7 V. pada percobaan kedua yaitu pengukuran tegangan bolak-balik digunakan 3 variasi tegangan sumber yaitu 12 V, 15 V, dan 18 V dan digunakan 2 resisitor 33 kΩ dan 20 kΩ. Nilai VAB ukur untuk setiap variasi secara berurutan adalah 7 V, 9 V, dan 10,9 V. sedangkan nilai VBC ukur adalah 4,1 V, 5,1 V, dan 6,5 V. Dan pada percobaan ketiga yaitu pengukuran arus searah, digunakan 2 variasi tegangan sumber yaitu 5 V dan 9 V dengan 1 buah resistor 20 kΩ. Nilai I ukur untuk setiap variasi secara berurutan adalah 0,245 A dan 1 A.

Kata Kunci— arus searah,  galvanometer, hambatan, tegangan bolak-balik, tegangan searah, VOM.

 

I.     PENDAHULUAN

D
alam pengukuran arus, tegangan, dan hambatan sering kali digunakan Volt Ohm Miliamper atau VOM. VOM juga biasa disebut multimeter analog dimana didalamnya terdapat sebuah kumparan putar. Didalam VOM terdapat tiga komponen utama, yaitu galvanometer, resistor shunt, dan kumparan. Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz akibat dari arus listrik I dalam suatu medan magnet B. Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus. Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubah karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar. Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorentz sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparanyang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder membentuk suatu kumparan, dan diletakkan diantara diantara kutub - kutub sebuah magnet permanen.  [3].
Gambar 1.1. Komponen Galvanometer.
Arus listrik memasuki dan meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan. Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorentz yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebabkan kumparan berputar. Putaran kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputardengan sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untukmenunjuk pada skala tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar arus listrik yang diukur. [3].
Amperemeter analog menggunakan meter kumparan putar atau meter d’Arsonval. Untuk menggunakan meter ini, perlu diketehui kepekaan arus, yaitu arus listrik yang menyebabkan simpangan penuh (Isp), dan hambatan meter, yaitu hambatan kumparan. Meter d’Arsonval dengan kepekaan 100 µA berarti jika dialiri arus 100 µA, jarum akan menyimpang skala penuh. Untuk mengukur arus yang lebih besar dari Isp, pada meter d’Arsonval dipasang resistor paralel (shunt) dengan meter sehingga hanya sebagian arus yang diukur masuk kedalam meter.[2].
Gambar 1.2. Meter d’Arsonval untuk amperemeter.
Seperti pada gambar 1.2, Untuk mengukur arus, hambatan dalam Ri = Rm // Rsh harus lebih kecil daripada hambatan lain yang ada didalam rangkaian sehingga amperemeter tak mengganggu arus yang diukur.[2].
Meter d’Arsonval dapat digunakan untuk mengukur beda tegangan dalam suatu rangkaian searah. Seperti gambar 1.3, yaitu dipasang paralel dengan beda tegangan yang diukur.
Gambar 1.3. Meter d’Arsonval untuk voltmeter.
Agar tak mengganggu arus I pada rangkaian yang diukur, arus Im yang melalui meter harus mempunyai nilai sekecil mungkin (Im I). Untuk ini, resistor Rs bernilai besar dipasang seri dengan Meter d’Arsonval . Hambatan total voltmeter adalah RT = RS + Rm.[2].
Untuk menghasilkan arus listrik dalam rangkaian dibutuhkan beda potensial besar beda potensial sebanding dengan besarnya arus listrik. Arus listrik berbanding terbalik dengan hambatan pada rangkaian.
………………………(1.1)
Dimana R adalah hambatan kawat, V adalah beda potensial, dan I adalah arus yang mengalir. Persamaan ini dikenal dengan hukum Ohm.[1].
Transformator merupakan suatu komponen pasif dengan empat ujung. Sepasang ujung disebut primer dan sepasang ujung lain disebut sekunder. Transformator digunakan untuk mengubah tegangan bolak – balik pada primer menjadi tegangan bolak – balik pada sekunder dengan menggunakan fluks magnetic. Transformator digunakan dalam elektronika untuk menurunkan tegangan bolak – balik pada listrik PLN.[2].

I.     METODE

Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan kali ini adalah peralatan disiapkan terlebih dahulu.  Yaitu terdiri atas sumber tegangan DC, multitester atau VOM, dua buah resistor yang besarnya 20 kΩ dan 33 kΩ, transformator AC, project board, dan kabel penjepit. Percobaan ini dibagi menjadi 3 bagian sesuai tujuan, yaitu mengukur besar tegangan searah, tegangan bolak-balik, dan arus searah. Percobaan yang pertama adalah pengukuran tegangan searah atau tegangan DC. Peralatan dirangkai seperti gambar 2.1, dengan resisitor dipasang pada project board untuk mempermudah pengukuran.
Gambar 2.1 : Rangkaian alat pada percobaan pengukuran tegangan DC.
Setelah peralatan dirangkai, dengan R1 yang besarnya 20 kΩ dan R2 yang besarnya 33 kΩ. Rangkaian dihubungkan dengan sumber tegangan DC sdengan 3 variasi sumber tegangan, yaitu 5 V, 9 V, dan 12 V. Setelah itu, diukur VAB dan VBC dengan VOM yang telah dipasang secara paralel seperti pada gambar 2.1. Masing – masing variasi sumber tegangan dilakukan pegukuran tegangan sebanyak 3 kali. Sehingga data yang didapatkan adalah sebanyak 9 data  untuk VAB dan 9 data  untuk VBC.
Percobaan kedua adalah pengukuran tegangan bolak-balik. Resisitor dirangkai seri pada project board. Dan peralatan dirangkai seperti gambar 2.2.
Gambar 2.2 : Rangkaian alat pada percobaan pengukuran tegangan AC.
Pada percobaan ini, trafo dihubungkan dengan tegangan sumber PLN yang besarnya 220 V. Disisi yang lain, trafo dihubungkan dengan rangkaian seperti gambar 2.2. Variasi tegangan yang digunakan adalah 12 V, 15 V, dan 18 V.  setelah itu diukur nilai VAB dan VBC dengan VOM yang telah dipasang secara paralel dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Sehingga data yang didapatkan adalah sebanyak 9 data  untuk VAB dan 9 data  untuk VBC.
Percobaan ketiga adalah pengukuran arus searah atau arus DC. Peralatan dirangkai seperti gambar 2.3.
   Gambar 2.2 : Rangkaian alat pada percobaan pengukuran arus DC.
Pada percobaan ketiga ini, hanya digunakan satu buah resistor dengan besar 20 kΩ. VOM dipasang secara seri karena yang akan diukur adalah arus pada rangkaian. Setelah dihubungkan dengan sumber tegangan DC dengan 2 variasi tegangan sumber yaitu 5 V dan 9 V, kemudian arus DC diukur dengan VOM. Dilakukan 3 kali pengulangan untuk setiap variasi. Sehingga akan didapat data sebanyak 6 arus DC.
Setelah diperoleh data, dilakukan perhitungan untuk mencari nilai Rmaks dan Rmin dengan persamaan:
Rmaks = R + ( R x 5% )………………..(2.1)
dan
Rmin  = R - ( R x 5% )………………..(2.2)
Nilai Rmaks dan Rmin ini digunakan untuk menghitung nilai VAB maks, VAB min, VBC maks , dan VBC min. Dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
……... (2.3)
dan
……. (2.4)
Sedangkan nilai Imaks dan Imin dapat dihitung dengan persamaan:
…………..……(2.5)
dan
………..………(2.6)
Nilai hambatan dalan (Rin) dapat dihitung melelui persamaan:
Rin = Rtotal – Rx  ……………….(2.7)
dengan nilai Rtotal adalah :
…………..……(2.8)
Sementara, nilai error arus dan tegangan pada data yang diperoleh dapat diketahui melalui perhitungan dengan persamaan:
 ………(2.9)
dan
 …..…(2.10)
Dengan nilai V hitung dapat dihitung melalui persamaan berikut:
 …………..(2.11)
Sedangkan untuk nilai I hitung digunakan persamaan:
 ………………………(2.12)
Dengan demikian nilai error dapat dihitung.

II.     ANALISA DATA  DAN PEMBAHASAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, pada percobaan pengukuran tegangan searah (DC) diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1. Data perhitungan Rmaks dan Rmin.
No.
R (Ω)
Rmaks (Ω)
Rmin (Ω)
1
20000
21000
19000
2
33000
34650
31350
Nilai Rmin dan Rmaks dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.1) dan (2.2). Setelah diperoleh nilai Rmin dan Rmaks, dapat dilakukan perhitungan untuk mencari nilai Vmin dan Vmaks dengan menggunakan persamaan (2.3) dan (2.4). Sehingga diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1. Data hasil percobaan pengukuran VAB pada tegangan DC.
Vsumb
(V)
Range
(V)
VAB ukur
(V)
VAB maks
(V)
VAB min
(V)
5
10
2
2,006
1,771
2
2,006
1,771
2
2,006
1,771
9
10
3,5
3,610
3,187
3,5
3,610
3,187
3,5
3,610
3,187
12
50
4,5
4,814
4,250
4,5
4,814
4,250
4,5
4,814
4,250
Tabel 3. Data hasil percobaan pengukuran VBC pada tegangan DC.
Vsumb
(V)
Range
(V)
VBC ukur
(V)
VBC maks  (V)
VBC min  (V)
5
10
3
3,229
2,994
3
3,229
2,994
3
3,229
2,994
9
10
5
5,813
5,390
5
5,813
5,390
5
5,813
5,390
12
50
7
7,750
7,186
7
7,750
7,186
7
7,750
7,186
Sedangkan dari percobaan yang telah dilakukan, pada percobaan pengukuran tegangan bolak-balik (AC) diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4. Data hasil percobaan pengukuran VAB pada tegangan AC.
Vsumb
(V)
Range
(V)
VAB ukur
(V)
VAB maks
(V)
VAB min
(V)
12
50
7
7,608
7,186
7
7,608
7,186
7
7,608
7,186
15
50
9
9,511
8,983
9
9,511
8,983
9
9,511
8,983
18
50
12
11,413
10,779
12
11,413
10,779
12
11,413
10,779
Tabel 5. Data hasil percobaan pengukuran VBC pada tegangan AC.
Vsumb
(V)
Range
(V)
VBC ukur
(V)
VBC maks  (V)
VBC min  (V)
12
50
4,1
4,814
4,250
4,1
4,814
4,250
4,1
4,814
4,250
15
50
5,1
6,017
5,312
5,1
6,017
5,312
5,1
6,017
5,312
18
50
6,5
7,221
6,375
6,5
7,221
6,375
6,5
7,221
6,375
Tabel 1-5 adalah data hasil percobaan sekaligus data hasil perhitungan Vmaks dan Vmin pada pengukuran tegangan DC (tabel 2 dan 3) serta tegangan  AC (tabel 4 dan 5). Pada tabel dapat dilihat bahwa nilai V ukur berada diantara Vmaks dan Vmin. Pada beberapa data, seperti pada tabel 5 saat Vsumber 12 V, nilai Vukur tidak berada ditengah-tengah Vmaks dan Vmin. Hal ini bisa terjadi akibat ketidak telitian saat pembacaan VOM analog. Tingkat ketelitian VOM analog juga dapat berengaruh, karena tidak sedetail VOM digital. Pada saat pengukuran tegangan, hambatan dan VOM dirangkai paralel. Akan tetapi hambatan dalam yang berada didalam VOM dirangkai seri. Karena untuk mempermudah pembacaan tegangan yang terukur pada VOM maka hambatan dalam dirangkai seri. Seperti yang dijelaskan oleh hukum Ohm bahwa nilai tegangan akan sebanding dengan nilai resistor. Sehingga untuk memperbesar nilai tegangan, maka hambatan dalam dirangkai seri. Karena besar hambatan yang dirangkai seri adalah hasil penjumlahan dari nilai hambatan – hambatan yang dirangkai.
Berikutnya adalah percobaan pengukuran arus searah atau arus DC. Resistor yang digunakan hanya satu buah resistor dengan besar 20 kΩ.
Tabel 6. Data hasil percobaan pengukuran I searah (DC).
V sumb
(V)
Range (mA)
I ukur
(A)
I maks
(A)
I min
(A)
5
0,25
0,000245
0,0002632
0,0002381
0,000245
0,0002632
0,0002381
0,000245
0,0002632
0,0002381
9
25
0,001
0,0004737
0,0004286
0,001
0,0004737
0,0004286
0,001
0,0004737
0,0004286
Nilai I ukur saat sumber tegangan 9 V tidak sesuai jika dibandingkan dengan nilai perhitungan I maks dan I min. hal ini dapat dikarenakan penggunaan range yang berbeda, saat tegangan sumber 5 V, range yang digunakan adalah 0,25 mA. Sedangkan saat tegangan sumber 9 V, range yang digunakan adalah 25 mA. Seharusnya nilai I ukur saat tegangan sumber 9 V adalah berada pada rentang 0,0004286 A sampai 0,0004737 A. Saat range yang digunakan semakin besar, maka tingkat ketelitian pada VOM juga akan berkurang, sehingga menyebabkan angka yang terbaca pada VOM memiliki error yang cukup besar.
Pada saat pengukuran arus menggunakan VOM, rangkaian antara resistor dan VOM adalah seri, karena pada saat dirangkai seri nilai arus adalah tetap. Akan tetapi, hambatan dalam pada VOM dirangkai secara paralel. Hal ini dikarenakan arus yang mengalir terlalu kecil, sehingga untuk mempermudah pembacaan maka hambatan dalam dirangkai paralel. Seperti yang berlaku pada hukum Ohm, yaitu nilai Arus yang mengalir akan berbanding terbalik dengan nilai hambatan pada rangkaian. Untuk memperkecil nilai hambatan tersebut, maka hambatan dalam VOM dirangkai secara paralel.
Selain hambatan dalam (resistor shunt), didalam VOM juga terdapat galvanometer dan kumparan yang menjadi bagian utama penyusun VOM. Pada saat jarum penunjuk berada pada titik nol, jika kumparan dialiri arus listrik, jarum pada VOM menunjukkan angka tertentu sehingga nilai arus ataupun tegangan yang mengalir pada rangkaian dapat terbaca. Pernyimpangan jarum VOM dengan nilai tertentu ini disebabkan karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang mengalir pada kawat tembaga yang dililitkan pada inti besi lunak didalam VOM. Medan magnet tersebut membuat timbulnya gaya Lorentz pada inti besi. Sehingga inti besi dapat berputar, akan tetapi perputaran inti besi tersebut dibatasi oleh pegas spiral pada VOM agar inti besi tidak  berputar sepenuhnya. Hal ini ditujukan agar jarum dapat menunjukkan nilai tertentu dengan batas ukur yang telah ditentukan.
Nilai hambatan dalam sendiri juga dapat dihitung menggunakan persamaan (2.7), dan nilai hambatan total dengan persamaan (2.8). setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan data seperti pada tabel 7.
Tabel 7. Data hasil perhitungan nilai Rin.
V sumb
(V)
I ukur
(A)
Rtotal
(Ω)
Rx
(Ω)
Rin
(Ω)
5
0,000245
20408,163
20000
408,16327
0,000245
20408,163
20000
408,16327
0,000245
20408,163
20000
408,16327
9
0,001
9000
20000
-11000
0,001
9000
20000
-11000
0,001
9000
20000
-11000
Seharusnya nilai Rin tidak bernilai negatif, hal ini karena nilai arus saat tegangan sumber 9 V tidak sesuai dengan arus hitung (tidak berada didalam range I maks dan I min). Arus yang terbaca terlalu besar, sehingga menyebabkan nilai Rin yang bernilai negatif.
Tabel 8. Data hasil perhitungan nilai error VAB dan VBC saat pengukuran tegangan searah (DC).
Vsumber
(V)
V ukur
(V)
V hitung
(V)
Error (%)
VAB
5
2
1,887
5,988
9
3,5
3,396
3,062
12
4,5
4,528
0,618
VBC
5
3
3,113
3,630
9
5
5,604
10,778
12
7
7,472
6,317
Tabel 9. Data hasil perhitungan nilai error VAB dan VBC saat pengukuran tegangan bolak - balik (AC).
Vsumber
(V)
V ukur
(V)
V hitung
(V)
Error (%)
VAB
12
7
7,472
6,317
15
9
9,340
3,640
18
12
11,208
7,066
VBC
12
4,1
4,528
9,452
15
5,1
5,660
9,894
18
6,5
6,729
3,403
Tabel 10. Data hasil perhitungan nilai error arus (I) pada pengukuran arus searah.
Vsumber (V)
I ukur (A)
I hitung (A)
Error (%)
5
0,000245
0,00025
2
9
0,001
0,00045
122,222
Dapat dilihat bahwa nilai error terbesar terdapat pada nilai arus searah saat Vsumber 9 V. Hal ini sangat berpengaruh pada perhitungan – perhitungan yang menggunakan nilai arus ukur. Seperti pada perhitungan hambatan dalam pada tabel 7.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang pengunaan alat ukur didapatkan kesimpulan, bahwa jarum dapat menyimpang karena medan magnet yang membuat timbulnya gaya – gaya Lorentz pada inti besi. Gaya Lorentz ini memiliki arah yang berlawanan dengan jarak tertentu. Sehingga inti besi dapat berputar, akan tetapi perputaran inti besi tersebut dibatasi oleh pegas spiral pada VOM. Pada percobaan pengukuran tegangan searah, digunakan 3 variasi tegangan sumber yaitu 5 V, 9 V, dan 12 V dan digunakan 2 resisitor 20 kΩ dan 33 kΩ. Nilai VAB ukur untuk setiap variasi secara berurutan adalah 2 V, 3,5 V, dan 4,5 V. Sedangkan nilai VBC ukur adalah 3 V, 5 V, dan 7 V. pada percobaan kedua yaitu pengukuran tegangan bolak-balik digunakan 3 variasi tegangan sumber yaitu 12 V, 15 V, dan 18 V dan digunakan 2 resisitor 33 kΩ dan 20 kΩ. Nilai VAB ukur untuk setiap variasi secara berurutan adalah 7 V, 9 V, dan 10,9 V. sedangkan nilai VBC ukur adalah 4,1 V, 5,1 V, dan 6,5 V. Dan pada percobaan ketiga yaitu pengukuran arus searah, digunakan 2 variasi tegangan sumber yaitu 5 V dan 9 V dengan 1 buah resistor 20 kΩ. Nilai I ukur untuk setiap variasi secara berurutan adalah 0,245 A dan 1 A.

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Emy Aditya selaku asisten praktikum penggunaan alat ukur, rekan – rekan praktikan, dan semua pihak terkait praktikum dalam melakukan percobaan dan penyelesaian laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]     Douglas. C, Giancoli. 2001. Fisika. Erlangga. Jakarta.
[2]     Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. ITB. Bandung.
[3]     http://www.scribd.com/doc/72051204/Galvanometer, diakses pada tanggal 22 Novenber 2013, pukul 17.00.








0 komentar:

Posting Komentar