Selamat Datang di blog PHYSICS ini ! . Suatu kehormatan bagi Saya atas kunjungan anda ini. Saya sangat berharap kunjungan berikutnya.

Eldas 1 "rangkaian seri dan pararel"



Abstrak—Telah dilakukan percobaan tentang rangkaian seri dan pararel yang bertujuan untuk mengetahui karateristik arus dan tegangan pada rangkaian seri dan paralel serta kombinasi seri paralel dari beberapa buah resistor. Percobaaan rangkaian seri dan paralel ini menggunakan prinsip hukum Ohm dan hukum Kirchoff. Digunakan dua macam percobaan, yaitu rangkaian seri dan paralel dengan 4 variasi tegangan yang tertera pada power supply. pada rangkaian seri nilai I selalu tetap dan nilai V berbeda untuk setiap resisror pada rangkaian. Sedangkan pada rangkaian paralel nilai V selalu tetap dan I berbeda karena berlaku hukum kirchoff.Pada rangkaian seri didapatkan nilai V hitung dan V ukur. Dimana pada percobaan ini hasil dari V hitung dan V ukur sebanding dan selisih sedikit. Pada rangkaian paralel, didapatkan nilai I hitung dan I ukur. Dan hasil dari I hitung berdeda cukup jauh dengan I ukur.

Kata KunciRangkaian Seri, Rangkaian Pararel, Tegangan, Arus.

 


I.     PENDAHULUAN

Muatan yang bergerak disebut sebagai arus listrik. Arus listrik juga merupakan laju muatan aliran listrik yang melalui suatu luasan penampang lintang. Dimana muatan-muatan pada kawat mengalir pada kawat tertentu. Sehingga didapatkan persamaan
………………..…. (2.1)
Dimana satuan SI untuk arus adalah ampere(A).
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk mengatur jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut ohm atau dilambangkan dengan symbol  Ω.
Dalam kelajuan muatan pada kawat, dikenal adanya resistor. Dimana resistor adalah penghambat dari kelajuan muatan tersebut. Resistansi dari suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material, dan temperatur. Untuk kawat-kawat tertentu yang mematuhi hukum Ohm, resistansinya tidak bergantung pada tegangan dan arus yang mengalir. Hukum Ohm menyatakan bahwa
 …………………. (2.2)
Pada pemasangan resistor, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pemasangan seri dan paralel. Pada rangkaian seri, kedua resistor haruslah membawa arus yang sama. Sehingga dalam hukum Ohm, jika resistor membawa arus yang sama tegangan pada setiap resistor harus dijumlahkan untuk mendapatkan tegangan total pada rangkaian. Selain itu hambatan total pada rangkaian juga merupakan jumlah-jumlah dari hambatan yang dipasang secara seri. Jadi seperti pada persamaan di bawah ini. Pemasangan resistor secara seri juga dikenal sebagai pembagi tegangan dengan persamaan berikut :
………(2.3)
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa hokum ohm berlaku untuk dua resistor bersama, berarti voltase dan arus pada seluruh rangkaian seridari dua resistor berbanding lurus. Sehinggga bisa didapatkan

=  ……………    (2.4)
Sedangkan pada resistor paralel, berlaku hukum Kirchoff yaitu menyatakan bahwa I masuk sama dengan I keluar   pada  rangkaian. Misalkan I adalah arus yang mengalir pada a ke b. pada titik a arus terpecah menjadi dua bagian, I1 ke resistor 1 dan I2 ke resistor 2. Maka jika kita menggunakan hukum Kirchoff, I total yang mengalir tersebut adalah penjumlahan I1 dan I2. Sedangkan untuk tegangan yang jatuh pada kedua resistor tersebut memiliki persamaan berikut.
……………….(2.4)
Dengan penurunan rumus yang menggunakan prinsip Ohm dan hukum Kirchoff maka dengan mudah didapatkan R total jika dipasangkan seri adalah
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4 +   ………  (2.5)
Sedangkan jika dirangkai secara parallel maka akan didapatkan persamaan sebagai berikut
……..(2.6)

Tegangan bolak-balik adalah tegangan listrik yang berubah tanda secara berulang, tegangan bolak-balik dikenal juga sebagai tegangan AC. Listrik PLN mengginakan tegangan bolak-balik berbentuk gelombang sinusoida. Sedangkan arus searah yang disebut juga arus DC adalah arus yang konstan dan tidak berubah terhadap waktu.

II.     METODE


Dalam praktikum rangkaian seri dan paralel alat dan bahan yang digunakan antara lain power supply DC, 4 buah resistor yaitu 10 Ω ; 6,8 Ω; 22 Ω; 56  Ω, VOM, Project Board, dan kabel.

Gambar 2.1 : Rangkaian seri

Pada praktikum kali ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pertama percobaan pada rangkaian seri dan yang kedua percobaan rangkaian paralel. Pada rangkaian seri, pertama dipasangkan rangkaian seperti pada gambar (2.1). Lalu rangkaian resistor seri dihubungkan dengan power supply DC secara parallel dengan variasi tegangan 5V, 6V, 9V, dan 12 V. Kemudian tegangan diukur pada tiap-tiap resistor menggunakan VOM dengan memasang paralel. Pada rangkaian seri akan diperoleh nilai V seri dan VAB, VBC, VCD, VDE.

Gambar 2.2 : Rangkaian paralel

Pada rangkaian paralel, langkah pertama adalah gambar disusun sesuai dengan gambar 2.2. Lalu rangkaian resistor paralel dihubungkan dengan power supply DC secara seri dengan variasi tegangan 5V, 6V, 9V, dan 12 V. Kemudian tegangan diukur pada tiap-tiap resistor menggunakan VOM dengan memasang seri. Data yang didapatkan adalah I1, I2, I3, dan I4.

III.     ANALISA DATA  DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan rangkaian seri yang telah dilakukan didapatkan data pada tabel berikut.

Tabel 3.1 : Data tegangan ukur pada rangkaian seri.
V
VAE
VAB
VBC
VCD
VDE
5
5
2
1
0,5
0,7
6
5,5
3
1,2
0,5
0,7
9
8,5
5
2
0,8
1
12
11,5
6,5
2,5
1
1,2

Tabel 3.2 : Data tegangan hitung pada rangkaian seri.
V
VAB
VBC
VCD
VDE
5
2,95
1,16
0,36
0,52
6
3,54
1,39
0,43
0,63
9
5,32
2,08
0,65
0,95
12
7,08
2,78
0,86
1,26

Dilihat data yang dapat diambil pada percobaan. Pada tabel 3.1 dan tabel 3.2 dapat dilihat bahwa nilai tegangan ukur dan tegangan hitung hampir sama. , tetapi tegangan yang terukur selalu lebih besar dengan tegangan hitung. Hal ini dikarenakan adanya tegangan dalam pada rangkaian tersebut. Diketahui bahwa tegangan dipengaruhi besar arus yang masuk pada suatu rangkaian dan hambatan pada rangkaian tersebut. Jadi jika hambatan pada rangkaian tersebut naik maka tegangan juga akan naik.
Pada percobaan ini dapat diketahui pada rangkaian seri tegangan totalnya merupakan penjumlahan tegangan-tegangan pada rangkaian yang juga dipasang seri. Selain rangkaian seri merupakan pembagi tegangan. Jadi pada setiap hambatan yang dipasangkan secara seri akan memiliki tegangan yang berbeda-beda tetapi jumlah tegangan-tegangan yang berbeda tersebut akan sama dengan tegangan masukan.
Berdasarkan data yang didapatkan, sehingga dapat dibuat grafik V ukur dan V hitung sebagai berikut

Gambar 3.1 : grafik V hitung trhadap V ukur pada rangkaian seri

Pada grafik dapat dilihat bahwa nilai V ukur dan V hitung selalu sebanding, akan tetapi nilai V ukur selalu lebih besar dari V hitung. Dan selisih dari tiap – tiap V ukur dan V hitung selalu tidak lebih dari 1.

Pada percobaan rangkaian paralel yang telah dilakukan didapatkan data pada tabel berikut.

Tabel 3.3 : Data arus ukur pada rangkaian paralel.
V (Volt)
I1 (A)
I2 (A)
I3 (A)
I4 (A)
5
0,41
0,37
0,31
0,05
6
0,49
0,36
0,125
0,05
9
0,67
0,36
0,12
0,05
12
0,68
0,36
0,12
0,05

Tabel 3.4 : Data arus hitung pada rangkaian paralel.
V (Volt)
I1 (A)
I2 (A)
I3 (A)
I4 (A)
5
0,5
0,735
0,227
0,089
6
0,6
0,882
0,273
0,107
9
0,9
1,323
0,409
0,161
12
1,2
1,764
0,545
0,214

Pada percobaan rangkaian pararel yang telah didapatkan data seperti pada tabel 3.3 dan tabel 3.4. nilai arus ukur cukup jauh dari nilai arus hitung.
Pada awalnya percobaan ini menggunakan VOM analog untuk mengetahui nilai arus ukur pada rangkaian paralel. Akan tetapi nilai arus yang diukur menggunakan VOM analog ini terlalu besar sehingga jarum tidak menunjukkan angka melainkan terlalu kekanan, sehingga tidak ada angka pada VOM yang ditunjuk oleh jarum. Karena nilai arus belum dapat di ukur, maka VOM analog diganti dengan VOM digital. Cara membaca VOM digital pun mempunyai kendala, yaitu harus mencari nilai arus yang paling sering muncul di VOM tersebut. Hal ini merupakan salah satu faktor error yang mempengaruhi perbedaan data arus ukur dan arus hitung.
Selain itu, juga dapat dibuat grafik I hitung terhadap I ukur sebagai berikut

Gambar 3.2 : grafik I hitung terhadap I ukur pada rangkaian paralel.

Pada grafik terlihat sedikit tidak beraturan untuk nilai I ukur. Karena pada saat praktikum terjadi sedikit permasalahan pada VOM analog yang digunakan, sehingga menggunakan VOM digital.
Pada percobaan ini digunakan resistor daya karena resistor ini tersedia dalam daya yang cukup besar dan nilai resistansinya juga cukup besar. Pada resistor yang 5 ohm, resistansinya kecil, sehingga kurang bisa mengontrol arus yang masuk kedalam rangkaian. Jika ditijau dari dayanya, suatu resistor R yang dilalui arus I akan menerima daya. Daya ini akan menaikkan suhu resistor, dan jika melebihi kemampuan daya yang ditentukan dapat menyebabkan kerusakan dan dapat menyebabkan resistor tersebut hangus. Oleh karena itu dalam praktikum ini digunakan Resistor daya yang disediakan dengan daya yang cukup besar. Range pada resistor disebabkan karena adanya toleransi pada resistor.
Rangkaian seri adalah rangkaian tanpa cabang, sedangkan rangkaian paralel adalah rangkaian dengan cabang. Daya yang dibutuhkan untuk rangkaian seri lebih hemat dari pada di rangkaian paralel. Rangkaian pada percobaan kali ini termasuk rangkaian kombinasi seri dan paralel bukan rangkaian jembatan wheatstone, karena tidak perlu membuat tegangan menjadi nol seperti pada jembatan wheatstone.
Resistor mempunyai nilai maksimum dan nilai minimum. Pada percobaan ini juga dihitung nilai resistor maksimum dan minimumnya sebagai berikut.
Tabel 3.5 : data R min dan R maks pada resistor.
No
R
(Ω)
R min
(Ω)
R maks
(Ω)
1
6,8
6,46
7,14
2
10
9,5
10,5
3
22
20,9
23,1
4
56
53,2
58,8
Nilai R min dan R maks ini juga bisa digunakan untuk menghitung nilai tegangan maksimum, tegangan minimum, arus minimum dan arus maksimum.

IV.     KESIMPULAN

Dari praktikum rangkaian seri dan parallel yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada rangkaian seri nilai I selalu tetap dan nilai V berbeda untuk setiap resisror pada rangkaian. Sedangkan pada rangkaian paralel nilai V selalu tetap dan I berbeda karena berlaku hukum kirchoff. Pada rangkaian seri didapatkan nilai V hitung dan V ukur. Dimana pada percobaan ini hasil dari V hitung dan V ukur sebanding dan selisih sedikit. Pada rangkaian paralel, didapatkan nilai I hitung dan I ukur. Dan hasil dari I hitung berdeda cukup jauh dengan I ukur.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten praktikum rangkaian seri dan paralel, rekan – rekan praktikan rangkaian seri dan paralel, dan semua pihak terkait praktikum rangkaian seri dan paralel dalam melakukan percobaan dan penyelesaian laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

[1]Richard Blocher. Dasar Elektronika. Andi. Yokyakarta
[2]Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. ITB. Bandung.
[3]Tipler, Paul A. 2001. FISIKA untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.







1 komentar:

  1. terimakasih banyak atas infonya

    salam rajalistrik.com

Posting Komentar